Terbaru · Info · Kebahagiaan · Destinasi · Penginapan · Berita · Opiniku · Wisataku · Kendaraan · Wisata Religi · Privacy Policy · Daftar isi · Tentang Kami ·

5 Alasan Pedagang Menarik Harga dan Memberi Dagangan dengan Jumlah Takaran Berbeda terhadap Setiap Konsumennya

 Pernah tidak merasakan kejanggalan saat membeli sayur matang, lauk pauk, atau nasi bungkus di warung yang sama (pelayan/penjual sama) dengan nominal harga sama tapi anehnya di hari yang berbeda ternyata porsi yang diterima tak sama seperti sebelumnya. Nah, untuk kasus yang seperti itu hanya berlaku pada satu individu konsumen. Artinya, pedagang tidak membeda-bedakan serta melihat dulu siapa konsumennya sebelum memasang tarif ataupun menakar jumlah dagangannya.


Alasan pedagang di atas dalam mengimbuhi atau mengurangi jualannya bukan karena melihat siapa individu yang membeli. Melainkan, karena dia memiliki keyakinan berupa "Kalau memberikan porsi banyak dapat dijadikan sebagai bahan penglaris." Bisa pula, disebabkan sudah memperoleh untung besar serta diimbuhi mau segera tutup akhirnya konsumen terakhir diberi dengan jumlah takaran melimpah. Hal itu sebagai bentuk rasa syukur sekaligus supaya segera dapat istirahat.

Baca juga: 5 Tips Ampuh Agar Tak Dicurangi Penjual

Akan tetapi, untuk penjual yang "pilih kasih" terhadap setiap masing-masing konsumennya tentu dia punya alasan kenapa berbuat sesuka hatinya terhadap pelanggan? Misalnya, ada beberapa konsumen yang membeli dagangan sama serta dengan nominal uang juga sama tetapi porsi yang diberikan kepada mereka berbeda-beda. Contoh lain, terdapat pembeli yang membeli dagangan yang sama dengan takaran berat sama tapi harga yang dipatok oleh pedagang berbeda antar satu pembeli dengan pembeli lainnya.


Untuk mengetahui penyebab pelaku usaha di atas melakukan "tebang pilih" dapat diketahui sebagai berikut:


1. Melihat yang Beli Pelanggan atau Bukan?

Orang yang berlangganan dengan yang jarang membeli, mayoritasnya bakal dibedakan pelayanan maupun tarif serta porsinya. Namun, tak menutup kemungkinan orang yang baru pertama kali beli turut pula diberikan bonus dan diskon khusus dengan tujuan untuk menarik minat sehingga ketagihan beli. Tentunya juga, pihak pedagang bakal memberikan keistimewaan terhadap tetangganya sendiri dibanding orang yang rumahnya jauh.


2. Memandang Konsumen Orang Kaya atau Miskin?

Pembeli yang membawa mobil, tinggal di perumahan elit, memakai perhiasan emas mahal, hingga hal-hal lain yang mencolok sehingga menunjukkan kemewahan dapat memancing para pedagang untuk mengambil kesempatan. Mereka mengira bahwa kalangan yang punya gaya hidup selangit itu mempunyai isi dompet yang tebal. Sebaliknya, ada pula penjual yang punya rasa iba (simpati serta empati) tinggi ketika melihat orang yang terlihat miskin yang akhirnya diberi harga murah.


3. Menilai Kebiasaan Pembeli Apakah Orang Baik atau Bukan?

Orang yang rajin ke Masjid, ikut kegiatan taklim keagamaan, dan berakhlak baik bakal mendapatkan harga khusus dan takaran dagangan yang berbeda. Di sisi lain, kalau orang itu merupakan penguasa jalanan (preman) barangkali juga membuat penjual agak sedikit memberikan harga khusus. Sebaliknya, para pemabuk dan tidak taat beragama memperoleh harga maupun takaran yang tak wajar dengan tujuan supaya dia tak balik beli lagi.


4. Mengetahui Konsumen sudah Menikah Belum?

Usia pembeli (masih pelajar atau sudah lulus) dan telah menikah atau belum turut pula menentukan keputusan penjual memberlakukan seperti apa terhadap pembelinya. Biasanya para pelajar (khususnya yang masih sekolah) akan memperoleh harga murah tetapi dengan porsi yang setara dengan orang dewasa. Uniknya, orang yang berumah tangga dengan memiliki banyak anak kecil (belum baligh) juga berpotensi mempengaruhi sikap pedagang.


5. Membedakan Jenis Kelamin, Apakah Laki-laki atau Perempuan?

Dalam jenis usaha tertentu, umumnya konsumen pria bakal dijadikan sumber tambang uang oleh penjual ibu-ibu alias emak-emak. Apalagi laki-laki itu punya sifat gengsi dan pemalu, semakin semangat penjual menaikkan harga. Sebaliknya, pembeli berjenis kelamin wanita membikin pedagang pikir-pikir dulu mau menarik harga tinggi. Bagaimana mau menarik harga selangit, harga wajar saja masih ditawar habis-habisan oleh emak-emak.

Ilustrasi pedagang di rest area (sumber foto koleksi pribadi)







Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "5 Alasan Pedagang Menarik Harga dan Memberi Dagangan dengan Jumlah Takaran Berbeda terhadap Setiap Konsumennya"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di Dolanku.com